Kepala SMPN 1 WAJAK (kanan) membawa tropi adiwiyata Mandiri

Hari Selasa (10/12/2019), menjadi hari yang paling bahagia bagi keluarga besar SMP Negeri 1 Wajak. Raut wajah yang cerah jelas tergambar dari semua Bapak/Ibu guru yang hadir untuk melakukan absen kehadiran di lobi kontor sekolah. Semalam Pak Gaguk Wakasek Humas menyampaikan di group WA dewan guru tentang pengumuman lolosnya SMPN 1 Wajak menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional.

Ada tiga sekolah menegah yang diajukan Kabupaten Malang untuk menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional. SMPN 2 Kepanjen, SMPN 1 Wajak, dan SMPN 1 Tumpang. Setelah dilakukan verifikasi oleh asesesor dari Kemendikbud dan Kementrian LHK ternyata ketiga sekolah tersebut lolos menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri.

Ketiga sekolah menengah tersebut menjadi bagian dari 370 sekolah yang ada di seluruh Indonesia yang akan menerima penghargaan adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri. Pada surat undangan yang diberikan oleh kementrian LHK tertera hari  Jumat(13/12/2019) merupakan hari penyerahan piala dan sertifikat penghargaan Adiwiyata Nasional maupun Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional.

Sejak awal penyelenggaraannya,13 tahun yang lalu, sudah ada 250 ribu sekolah mendapat penghargaan Adiwiyata Nasional dan 4.305 sekolah mendapat penghargaan Adiwiyata Mandiri.

Pada tahun 2019, diterangkan Menteri LHK sudah 1372 sekolah yang diusulkan dinas LHK yang terdiri dari 1196 sekolah negeri dan 176 sekolah swasta dari 256 kota/kabupaten di 32 provinsi.

“Pada hari ini saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada 370 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia yang telah melaksanakan gerakan peduli kementerian lingkungan hidup. Terima kasih yang telah ikut berperan aktif dalam memberikan pengetahuan dan memupuk kecintaan anak Indonesia akan lingkungan hidup,” ucap Nadiem Makarim .

Sementara Siti Nurbaya (Menteri LHK), mengatakan pentingnya pendidikan lingkungan bagi siswa. Dia bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sempat berdikusi mengenai pemahaman mengenai lingkungan tersebut ke sekolah-sekolah.

“Dalam diskusi saya bersama Pak Mendikbud, Pak Nadiem. Kita memang melihat pentingnya pendidikan di dalam menyelaraskan pemahaman dan internalisasi untuk kecintaan dan senantiasa menjaga lingkungan,” kata Siti Nurbaya dalam sambutannya.

“Sekolah Adiwiyata telah memberikan kontribusi berupa pengurangan timbunan sampah sampai pengelolaan sampah dengan 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle,” ujar Menteri Siti Nurbaya.

Guru-guru Ikut Serta Menyambut Piala ke Jakarta

Ekspresi kebahagiaan yang diperlihatkan oleh pihak sekolah tidak tanggung-tanggung. Seluruh dewan guru beserta staf dan komite sekolah juga diajak untuk menyambut piala Adiwiyata Mandiri ke Jakarta.

Foto guru SMPN 1 Wajak bersama kontingen penerima penghargaan Adiwiyata Mandiri dari Samarinda.

Setelah selesai melaksanakan penilaian akhir semester, seluruh rombongan dewan guru ikut menyusul Bapak Kepala Sekolah menuju ibu kota negara. Pada kesempatan ini sekaligus digunakan oleh dewan guru untuk melakukan refresing. Masjid Istiqlal dan Monumen Nasional adalah salah satu wahana yang tak terlewatkan. Kedua wahana ini berada disekitar komplek kementrian dan istana Negara.

Acara penyerahan piala hanya dihadiri oleh undangan terbatas. Para pejabat di lingkungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kepala sekolah penerima penghargaan Adiwiyata. Para pengantar maupun supporter tidak diperbolehkan masuk. Rombongan guru baru bisa bertemu dengan kepala sekolah Sabtu malam, sekitar pukul 19.30 wib di penginapan. Piala diserahkan Bapak Kepala Sekolah kepada rombongan untuk dibawa pulang ke sekolah. Acara selanjutnya yang tak boleh terlewatkan adalah sesi foto-foto. Terutama foto dengan membawa piala yang baru diperoleh. Untuk mengabadikan momen ini Tugu Monas merupakan tempat yang paling favorit.

Kegembiraan Warga Sekolah

Selasa pagi (17/12/2019) yang cerah menandai kedatangan piala Adiwiyata Mandiri. Para siswa sudah dikumpulkan oleh Pak Marsudi waka Kesiswaan, dilapangan basket. Acara penyambutan piala berlansung cukup menghebohkan. Dengan dipandu oleh Pak Daduk, seluruh warga sekolah, guru, murid secara bergantian melakukan foto bersama dengan piala Adiwiyata Mandiri.

Piala penghargaan bukan segalanya. Akan tetapi jika hasil kerja kita ada yang mengapresiasi, semangat untuk mewujudkan suatu kebaikan atau prestasi akan semakin meningkat. Apalagi kegiatan yang memerlukan jangka waktu yang cukup panjang. Dalam hal ini adalah membangun sekolah adiwiyata mandiri.

Adiwiyata Mandiri adalah budaya. Membangun budaya perlu waktu yang cukup lama. SMPN 1 Wajak mulai merintis adiwiyata pada tahun 2012. Pak Daduk menceritakan kalau pada saat itu adalah awal mula kepemimpinan Bu Wahyu selaku kepala sekolah. Tahun 2015 mendapatkan Adiwiyata Kabupaten. Tahun 2016 mendapatkan Adiwiyata tingkat Propinsi dan tahun 2017 mendapatkan Adiwiyata tingkat Nasional. Dan pada akhir tahun ini mendapatkan Adiwiyata Mandiri Nasional.

Perjalanan yang cukup panjang dilalui oleh sekolah adiwiyata. Selama tujuh tahun seluruh warga sekolah telah terbiasa dengan kepedulian terhadap lingkungan. Kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan ini sudah membudaya. Bahkan kepedulian terhadap lingkungan di SMPN 1 Wajak ini telah mengimbas ke sekolah lain yang ada di Kabupaten Malang. Sekolah imbas yang kemarin ikut dijadikan sampling verval yaitu SMPN 1 Dampit dan SMPN 1 Turen.

Sekolah peduli lingkungan yang dijadikan urat nadi pembangunan karakter siswa di SMPN 1 Wajak, sudah tidak terbatas lagi hanya untuk meraih penghargaan. SMPN 1 Wajak sudah berkomitmen ikut serta dengan bagian penduduk dunia untuk menyelamat bumi kita. Salam Bumi! Pasti Lestari! (pewarta: N Khoiri; fotografi: Yusron)

Lampiran Daftar Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional

SMPN 1 Wajak Lolos Menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.